Motivasi Menjadi Duta Rumah Belajar

        

"Kalau mau menunggu sampai siap, kita akan mengabisakan sisa hidup kita hanya untuk menunggu.”(Lemony Snicket). Kalimat bijak ini merupakan salah satu pendorong saya untuk mengikuti suatu kompetisi. Berbagai ajang kompetisi sudah saya ikuti selama menjadi guru, mulai dari OGN, berburu beasiswa S2, Guru berprestasi, dan sekarang berada pada level 4 kompetisi pembatik tahun 2020. Kalua ditanya apakah selalu menang setiap mengikuti kompetisi ? jawabannya ‘tidak’, lebih sering tidak menangnya. Apakah kapok mengikuti kompetisi karena sering tidak menang ? Jawabannya ‘tidak’. Saya berprinsip bahwa kompetisi merupkan suatu ajang dimana harus ada yang menang dan ada yang kalah. Orang yang menang berarti orang yang lebih sungguh-sungguh dibandingkan orang yang kalah. Walaupun adakalanya kemenangan itu karena keberuntungan, itu hanya sedikit persentasenya.

        Suatu kompetisi merupakan suatu ajang refleksi, dimana kita bisa mengukur level kompetensi kita dibandingkan dengan orang lain. Jika kompetensi kita masih dibawah, berarti kita masih butuh terus belajar untuk bisa setara dengan kompetensi orang lain.  Ketika kita tidak menang dalam mengikuti suatau kompetisi tentunya kita harus berjiwa besar, dengan tidak membuat-buat berbagai alasan atas kekalahan kita, apalagi sampai menjelekkan orang lain termasuk penyelenggara.

        Kompetisi pembatik merupakan suatu ajang kompetisi yang bisa diikuti oleh seluruh guru yang berada di Indonesia. Pembatik terdiri dari 4 level, yaitu literasi TIK , Implementasi TIK, Kreasi TIK, dan Berbagi TIK. Yang terpenting dari kegiatan pembatik ini adalah menuntut guru untuk bisa berinovasi dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran berbasis TIK. Alhamdulillah, sangat banyak ilmu yang saya dapatkan selama mengikuti kompetisi pembantik hingga sampai pada level 4 ini. Sebelum mengikuti kompetisi pembatik terus terang saja saya masih sangat awam dengan hal-hal yang berkaitan dengan cara pembuatan video pembelajaran, pengediatan video pembelajaran dan juga belum tahu dan belum mengenal aplikasi dan cara pembuatan Media Pembelajaran Interaktif (MPI).  Setelah mengikuti dan mengerjakan tugas pada setiap level hingga samapai pada level 4, pengetahuan saya tentang hal tersebut sudah jauh meningkat. Bahkan saya sudah bisa membuat dan mengelola chanel youtube sendiri.

        Pada level 4 kompetisi pembatik tahun 2020 peserta dituntut untuk bisa berbagi TIK. Peserta harus punya blog dan bisa mengelolanya, harus bisa sosialisasi secara tatap muka atau tatap maya, dan harus bisa jadi pemateri sekaligus menjadi host.

        Berbagai tugas yang harus disiapkan pada kegiatan kopetisi pembatik tahun 2020, saya merasa termotivasi untuk bisa menyelesaikan semua tugas tersebut dengan baik bukan karena ingin jadi pemenang, melainkan untuk meningkatkan kompetensi saya, terutama untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan saya dibidang TIK. Saya mengalami perubahan kompetensi kearah yang lebih baik  setelah  melewati setiap level. Untuk itu, menang ataupun tidak bukanlah hal yang paling utama bagi saya, tetapi proses pembelajaran itulah yang terpenting. Semangat tetap, usaha maksimal, jika tidak jadi pemenang tidak masalah, dan jika menang, alhamdulillah itu bonus buat saya. Salam sukses.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Motivasi Menjadi Duta Rumah Belajar"

Post a Comment