BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah satu-satunya makhluk yang mengembangkan pengetahuan secara sungguh-sungguh. Manusia selalu mencari, menggali dan mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya, ia ingin menemukan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain dan memikirkan hal-hal baru. Karena manusia hidup bukan sekedar untuk kelangsungan hidup, namun lebih dari itu. Manusia mengembangkan kebudayaan, manusia memberi makna kepada kehidupannya, dan manusia memanusiakan diri dalam hidupnya.
Kemampuan manusia untuk mengembangkan diri menyebabkan manusia berpeluang untuk membentuk dirinya baik secara fisik maupun mental. Berbagai potensi fisik dan mental dikembangkan manusia untuk menjadi mahluk yang berperadaban (homosapien). Peningkatan dan pengembangan diri ini menyebabkan manusia memiliki tingkat peradaban yang berbeda dan mengarah dari zaman ke zaman tergantung pada kondisi lingkungan dan kebutuhan masyarakat masing-masing.
Akan tetapi tidak semua potensi fisik dan mental berkembang sebagaiana yang diharapkan, supaya potinsi fisik dan mental itu berkembang dan terlihat, maka di perlukan namanya pendidikan, berupa pengarahan, bimbingan maupun latihan yang teratur dan seimbang.
Dalam mengembangkan pendidikan, manusia harus bisa berfikir secara universal dan mendalam. Maka manusiasa membutuhkan landasan folosofis yang menjiawai seluruh kebijaksanaan pelaksanaan pendidikan. Landasan filosofis merupakan landasan yang berdasarkan atas filsafat.
Pendidikan dan filsafat tidak terpisahkan karena akhir dari pendidikan adalah akhir dari filsafat yaitu kearifat (wisdom). Dan alat dari filsafat adalah alat dari pendidikan yaitu pencaarian (inquiri), yang akan mengantar manusia kepada kearifan. Dengan kearifan yang dimiliki oleh manusia akan mengantarkan dirinya untuk mengembangkan potensi fisik dan mental secara terarah sehingga dia bisa memberi makna kepada kehidupannya, dan bermanfaat bagi lingkungannya.
Kemajuan peradaban manusia ditentukan oleh pendidikan dan kearifan individu (sebagai pewaris nilai-nilai budaya). Tingkat perkembangan kebudayaan suatu masyarakat atau bangsa sangat ditentukan oleh tingkat sumberdaya manusia yang menjadi pendukung nilai-nilai budaya tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, maka dalam makalah ini akan dibahas “filsafat pendidikan dalam peningkatan Sumber Daya Manusia”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut “Bagaimana filsafat pendidikan dalam peningkatan Sumberdaya Manusia ? “
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana filsafat pendidikan dalam peningkatan Sumber Daya Manusia.
D. Manfaat Penulisan
Secara umum penulisan makalah ini bisa bermanfat sebagai tambahan bahan bacaan tentang filsafat pendidikan peningkatan sumber daya manusia, baik digunakan untuk pembuatan karya ilmiah atau pun yang lain. Dan juga bisa dijadikan sebagai dasar untuk pengembangan potensi dalam mengembangkan sumber daya manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat Pendidikan
Menurut Amsal Bakhtiar (2007:4) “Filsafat dalam bahasa inggris yaitu : philosophy, adapun istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani : philosophia, yang terdiri dari dua kata : philos (cinta) atau philia (persahabatan, tertarik kepada) dan sophos (hikmah, kebijaksanaan, pengetahuan, keterampilan, pengalaman praktis, inteligensi). Jadi secara etimologi, filsafat berarti cinta kebijaksanaan atau kebenaran (love of wisdom)”.
Adapun pengertian pendidikan dalam GBHN Tahun 1973 bahwa “ pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu usaha yang didasari untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia yang dilaksanakan di dalam maupun di luar sekolah, dan berlangsung seumur hidup. Sadulloh (2008 : 56).
Filsafat pendidikan menurut Al-Syaibany adalah pelaksanaan pandangan falsafah dan kaidah falsafah dalam bidang pendidikan. Filsafat itu mencerminkan satu satu segi dari segi pelaksanaan falsafah umum dan menitik beratkan kepada pelaksanaan perinsip-perinsip dan kepercayaan-kepercayaan yang menjadi dasar dari falsafah umum dalam menyelesaikan masalah-masalah pendidikan secara praktis. Sadulloh (2008 : 71).
Jadi, filsafat pendidikan itu merupakan hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam sampai kepada akar-akarnya mengenai pendidikan. Pendidikan membutuhkan filsafat karena masalah-masalah pendidikan bukan hanya berhubungan dengan pelaksanaan pendidikan yang dibatasai pengalaman, tetapi permasalahan yang lebih luas, lebih dalam, serta lebih komplek, yang tidak dibatasi pengalaman maupun fakta-fata pendidikan.
Filsafat pendidikan pada dasarnya menggunakan cara kerja filsafat dan akan menggunakan hasil-hasil dari filsafat, yaitu berupa hasil pemikiran manusia tentang realitas, pengetahuan dan nilai.
B. Pengembangan Sumber Daya Manusia
Manusia adalah sumberdaya primer dan sangat menentukan dalam pembangunan suatu bangsa. Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya dalam organisasi meliputi semua orang yang melakukan aktivitas. Oleh karena itu jika suatu bangsa ingin maju dan sejahtera, maka bangsa itu harus memprioritaskan investasi dalam pemgembangan sumber daya manusia (human capital). Investasi yang sehat dalam membangun sumber daya manusia ditempatkan pada tujuan strategis untuk mencapai tingkat nilai yang tinggi. Penekanan nilai tersebut membantu manusia lebih prduktif, lebih kreatis, mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya dan bekerja keras dengan dedikasi tinggi yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan. Pembangunan human capital untuk mempersiapkan masa depan suatu bangsa lebih baik lagi, dan pembangunan human capital yang efektif dengan investasi melalui jalur pendidikan baik formal nonformal mapun informal. Sagala (2013 : 15).
Dalam pengembangasn sumber daya manusia ada dua sisi pokok, yaitu sisi Sumber daya dan sisi manusia, dimensi pokok sisi sumber daya adalah konstribusinya terhadap organisasi dan lingkungannya, sedangkan sisi pokok manusia adalah perlakuan lingkungan dan organisasi terhadapnya, yang pada gilirannya menentukan kualitas dan kapabilitas hidupnya. Dengan demikian dapat digambarkan bahwa kualitas manusia dapat merosot atau menurun yang disebabkan oleh sesuatu kekuatan baik internal maupun eksternal. Dalam perkembangan dan penemuan ilmu Pengetahuan mempunyai nilai pembentukan, nilai itu sangat dopengaruhi oleh penggunaan temuan (cration invention) ilmu pengetahuan itu disebut Teknologi. Sejarah membuktikan bahwa teknologi tidak pernah susut atau surut, selain semakin pesat perkembangannya juga semakin tinggi dari teknologi alat sampai pada bioteknologi.
Perkembangan atau pertumbuhan ekonomi saat ini masih tergantung pada sumber daya alam seperti mineral, hutan, perkebunan besar, lahan pertanian dan industri pengelola sumber daya alam. Kemampuan sumber daya alam dengan peningkatan kebutuhan manusia yang menjadi beban pertumbuahan ekonomi, hal ini disebabkab kemampuan sumber alam tidak sebanding dengan peningkatan jumlah penduduk akibatnya banyak Negara-negara yang merosot akibat ulahnya sendiri.
Dewasa ini sejumlah Negara-negara dikawasan dunia ini khidupan Negara yang bersangkutan nyaris tidak memiliki sumber daya alam. Hal diakibatkan kualitas sumber daya alamnya rendah.
Sumber daya manusia berkualitas tinggi adalah sumber daya manusia yang mampu menciptakan bukan saja nilai komperatif tetapi juga nilai kompetitif-generatif-inovatif yang menggunakan energi yang tinggi seperti Integence, Creativity dan Imagination, tidak lagi semata-mata menggunakan energi kasar seperti bahan mentah, lahan, air, tenaga otot dan sebagainya.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia tertentu berbeda dari zaman ke zaman. Sifat bentuk dan arahannya tergantung pada kondisi lingkungan dan kebutuhan masyarakat masing-masing. Dimasyarakat tradisional,peningkatan kualitas sumber daya manusia masih terbatas pada aspek-aspek tertentu,yang erat kaitannya dengan tradisi setempat.namun yang jelas,peningkatan itu tak lepas hubungannya dengan filsafat hidup dan kepribadian masing-masing.dalam pengertian sederhana, filsafat diartikan sebagai kepribadian jati diri dan pandangan hidup seseorang,masyarakat,atau bangsa.kondisi ini dibentuk oleh tradisi kehidupan masyarakat ataupun oleh usaha yang terprogram.namun demikian sesederhana apapun,pembntukan itu tak lepas dari peran pendidikan.pendidikan,menurut Hasan Langgulung,pada prinsipnya dapat dilihat dari dua sudut pandang : individu dan masyarakat, Jalaluddin dan Idi (2012 : 186-187).
Jadi, untuk mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi, ada suatu jalan pemecahan yang harus ditempuh, yakni melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihanlah yang akan meningkatkan kemauan, kemampuan, dan kesempatan bagi seseorang untuk berperan dalam kehidupannya, secara individu maupun masyarakat.
Ada beberapa langkah yang harus dilakukan demi tercapainya pengembangan sumber daya manusia.
1. Informasi-informasi yang luas, aktual, dan hangat agar dapat membuka ketertutupan pandangan dan wawasan, dan pada tahap selanjutnya akan menimbulkan gairah untuk melakukan sesuatu yang diperlukan (tumbuh kemauan dan keinginan berprestasi)
2. Motivasi dan arahan yang dapat menumbuhkan semangat untuk melaksanakan sesuatu atau beberapa tugas pekerjaan dengan adanya kepercayaan diri yang kuat, sehingga ada gairah untuk mewujudkan suatu tujuan (peningkatan produktivitas dan kemampuan diri)
3. Metodologi dan system kerja yang dapat memberikan cara penyelesaian masalah dengan efektif dan efesien, secara terus-menerus (manusia potensial, actual, dan fungsional)
C. Filsafat Pendidikan Peningkatan Sumber Daya Manusia
Manusia adalah makhluk yang memiliki beberapa potensi bawaan. Dari sudut pandang yang dimiliki itu,manusia dinamai dengan berbagai sebutan. Dilihat dari potensi inteleknya manusia disebut homo intelectus.manusia juga disebut sebagai homo faber, karena manusia memiliki kemampuan untuk membuat barang atau peralatan.kemudian manusia pun disebut sebagai homo sacinss atau homo saciale abima ,karena manusia adalah mahkluk bermasyarakat.di lain pihak manusia juga memiliki kemampuan merasai, mengerti, membeda-bedakan,kearifan,kebijaksanaan, dan penetahuan.atas dasar adanya kemampuan tersebut,manusia disebut homo sapiens .
Filsafat pendidikan,seperti dikemukakan oleh Imam Barnadib (dalam Jalaluddin dan Idi, 2012 : 194 -198) disusun atas dua pendekatan. Pendekatan pertama bahwa filsafat pendidikan diartikan sebagai aliran yang didasarkan pada pandangan filosofis tokoh-tokoh tertentu. Sedangkan pandangan ke dua adalah usaha untuk menemukan jawaban dari pendidikan beserta problem-problem yang ada yang memerlukan tinjauan filosofis.
Dari pendekatan pertama, terkait dengan kualitas potensi manusia, terdapat tiga aliran filsafat. Pertama,aliran natularisme, yang menyatakan bahwa manusia memiliki potensi bawaan yang dapat berkembang secara alami, tanpa memerlukan bantuan dari luar. Secara alami manusia akan bertambah dan berkembang sesuai dengan kodratnya masing-masing.tokoh aliran ini adalah Jean Jacques Rosseau.
Kedua aliran empirisme. Menurut aliran ini manusia bertumbuh dan berkembang atas bantuan atau karena adanya intervensi lingkungan.tokoh aliran ini adalah Schopenhauer.
Ketiga aliran konfergensi, yang memiliki pandangan gabungan antara empirisme dan naturalism. Menurut aliran ini,manusia secara kodrati memang telah dianugrahi potensi yang disebut bakat.namun selanjutnya agar potensi itu dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik,perlu adanya pengaruh dari luar berupa tuntunan dan bimbingan melalui pendidikan.tokoh aliran ini adalah Jhon Locke.
Ketiga aliran tersebut kemudian menjadi dasar pemikiran tentang manusia dalam kaitan dengan problema pendidikan.namun kemudian,Kohnstamm menambahkan faktor kesadaran sebagai faktor ke empat. Dengan demikian menurutnya selain faktor dasar (natur) dan faktor ajar (empiri),yang kemudian dikonvergensikan,masih perlunya faktor kesadaran individu.
Menurutnya walaupun manusia memiliki bakat yang baik, kemudian dididik secara baik pula,maka hasilnya akan menjadi lebih baik bila ada motivasi intrinsik dari peserta didik itu sendiri. Kohnstamm,melihat bahwa faktor lingkungan belum dapat memberi hasil yang optimal bila tidak disertai dorongan dari dalam diri peserta didik.pendapat ini dapat dilihat sebagai temuan yang memperkaya pemikiran tentang manusia dalam kaitannya dengan pendidikan.
Keempat tokoh tersebut telah mengangkat latar belakang potensi manusia.kecuali J.J Rousseau,ketiga tokoh berikutnya seakan menyatu dalam pendapat bahwa potensi manusia dapat diintervensi oleh pengaruh lingkungan.
Seperti yang dikatakan Imam Barnadib,bahwa filsafat pendidikan sebagai system dapat dilihat dari dua pendekatan. Pendekatan pertama sebagai pendekatan filosofis,sebagaiman telah diuraikan terdahulu.dalam pandangan ini terungkap bahwa konsep pendidikan dalam berbagai aliran itu mengakui bahwa manusia memiliki potensi untuk dididik.
Selanjutnya pendekatan kedua adalah filsafat pendidikan dilihat dari sudut pandang pendidikan.berdasarkan pendekatan ini,filsafat pendidikan merupakan usaha untuk menemukan jawaban tentang pendidikan dan problema-problema yang ada yang memerlukan tinjauan filosofis .dalam pandangan ini,filsafat pendidikan menjadi tumpuan bagi penyesunan system pendidikan.
Menurut Hasan Langgulung,pendidikan dalam hubungannya dengan individu dan masyrakat,dapat dilihat dari bagaimana garis hubungannya dengan filsafat pendidikan dan sumberdaya manusia.dari sudut pandang individu, Pendidikan merupakan usaha untuk mengembangkan potensi individu,sebaliknya dari sudut pandang kemasyrakatan,pendidikan adalah sebagai pewaris nilai-nilai budaya.
Dalam pandangan ini pendidikan mengemban dua tugas utama, yaitu peningkatan potensi individu, dan pelestarian nilai-nilai budaya.manusia sebagai mahkluk berbudaya dan hakikatnya adalah pencipta budaya itu sendiri. Budaya itu kemudian meningkat sejalan dengan peningkatan potensi manusia pencipta budaya itu.
Tingkat perkembangan kebudayaan suatu masyarakat atau bangsa sangat ditentukan oleh tingkat kualitas sumber daya manusia yang menjadi pendukung nilai-nilai budaya tersebut.pada masyarakat yang masih memiliki kebudayaan asli,berbeda dengan masyarakat yang memiliki kebudayaan campuran.
Kemajuan peradapan manusia sebagian besar ditentukan oleh IPTEK.makin tinggi tingkat penguasaan IPTEK, makin maju pula perdapan suatu bangsa.juga tingkat kualitas sumberdaya manusianya.salah satu sarana yang paling efektif dalam pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya anusia adalah pendidikan.
Sejalan dengan tujuan tersebut, disusunlah suatu system pendidikan yang layak dan serasi dengan tujuan pengembangan sumberdaya manusia sebagai pendukung nilai-nilai budaya bagi peningkatan kemajuan peradapan yang dimiliki. Kemudian agar system pendidikan tersebut tetap terjaga, diperukan adanya suatu landasan filsafat pendidikan yang dinilai mengakarpada kepribadian bangsa itu masing-masing.dalam kaitan ini, terlihat bagaiman kaitan hubungan antara filsafat pendidikan dengan peningkatan kualitas sumberdaya manusia.
Kegiatan manusia untuk mengembangkan potensi dirinya dan menemukan pengetahuan yang benar adalah sesuatu yang mutlak dilakukan karena manusia selalu berpikir. Namun setiap manusia berbeda cara berpikirnya untuk menemukan suatu kebanaran yang hakiki. lewat kegiatan berpikir dan dapat dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini merupakan sember bagi setiap orang atau diri seseorang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semakin tinggi cara bepikir seseorang maka otomatis pengembangan potensi yang ada pada diri seseorang semakin tinggi pula, dengan kata lain peranan ilmu atau filsafat pendidikan terhadap pemgembangan sumber daya manusia sangat erat kaitannya atau saling ketergantungan. Karena sumber daya manusia yang tinggi tergantung dari pemikiran-pemikiran atau ilmu pendidikan yang dimiliki manusia.
Manusia mengembangkan pengetahuan, dari pengetahuannya itu muncul daya pikir bagaimana mengatasi kebutuhan dan kelangsunga hidup. Jadi potensi yang dimiliki seseorang menjadi penentu kehidupan pada dirinya. Sehingga peranan filsafat pendidikan terhadap pengembangan sumber daya manusia saling berkaitan satu sama lain.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Berdasarkan pada pembahasan, maka dapat dibuat suatu kesimpulan bahwa filsafat pendidikan sangat erat kaitannya dengan sember daya manusia, manusia mengembangkan pengetahuan melalui pendidkan formal, nonformal amupun pendidikan informal, dari pengetahuannya itu muncul cara untuk mengembangkan potensi dan daya pikir bagaimana mengatasi kebutuhan dan kelangsunga hidup.
B. Saran
Terus belajar, dan jangan pernah berhenti dan bosan untuk mengembangkan pendidikan, karena dengan pendidikan kita bisa mengembangkan potensi dan daya pikir yang ada pada diri kita yang pada akhirnya kita bisa mengembangkan sumber daya manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Jalaluddin dan Abdullah Idi. 2012. Filsafat Pendidikan (Manusia, Filsafat, dan pendidikan).Jakarta : Rajawali Pers.
Sadulloh, Uyoh. 2008. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
Sagala, Syaiful. 2013. Human Capital (Kepemimpinan Visioner dan Beberapa Kebijakan Pendidikan ). Bandung : Alfabeta.
Sangat membantu mas terima kasih reverensi makalahnya. undangan untuk berkunjung ke http://kris3jk.blogspot.com/2014/10/blog-post_29.html
ReplyDeletesama-sama mas kristiawanto....
Delete